Jumat, 22 Oktober 2010

MENCARI PAHLAWAN INDONESIA, SOEHARTO TERNYATA ?

Dalam apa kabar indonesia pagi tv-one hari ini menghadirkan fungsionaris Golkar (pak agun kalau tidak salah) dan Budiman Sujatmiko mantan aktivis PRD dan sekarang fungsionaris PDI-P. Golkar memang secara resmi dan gamblang sangat mengusung mantan Presiden RI ke-2 SOEHARTO menjadi kandidat PAHLAWAN Indonesia. Oleh karena itu pak agun yang hadir di tv-one pun menyuarakan hal sama.

Namun, ada pernyataan yang membuat saya tergelitik dan mengharu biru dalam acara tersebut.

Yang tergelitik adalah alasan fungsionaris Golkar (pak agun) dalam mempertahankan argumentasinya dalam mengusung mantan penguasa orde baru itu.

Fungsionaris Golkar :

"...kami hanya ingin membangun sebuah tradisi baru, yaitu agar generasi kita mendatang tidak mewariskan dendam,

sebagaimana dahulu kita saling menjatuhkan, seperti Soekarno, Soeharto, Habibie, dan Gusdur..."

Budiman Sujatdmiko :

"... saya fikir tidak ada hubungannya pendapat pak agun dengan masalah pengangkatan pahlawan kita. karena saya fikir, pahlawan itu adalah, nilai sakral sebuah bangsa, jadi tidak bisa seseorang atau siapa pun yang cacat dalam sejarahnya bisa menjadi pahlawan. SOEHARTO sudah dinyatakan dalam TAP MPR ada terindikasi KORUPSI dan harus diselesaikan mekanisme hukumnya. Bahkan PBB (perserikatan bangsa-bangsa) menempatkan SOEHARTO sebagai Koruptor kelas atas mengalahkan banyak rezim diktator di dunia. Nah, bagaimana bisa dengan catatan seperti, kita menempatkan siapapun pada nilai-nilai sakral sebuah bangsa, yaitu PAHLAWAN.

Seperti yang saya bilang tadi, saya tergelitik dengan fungsionaris GOLKAR itu, karena argumen yang beliau katakan itu sangat copy paste dari seorang fungsionaris PKS, Anis Matta. Apakah semua masih ingat ?? hehe... Bisa sama begitu ? Kebetulan ? Hahaaa.. Satu Visi Kali yee ? Hahaaa....

Mengharu Birunya, saya sangat sepakat apa yang diutarakan seorang Budiman Sujatmiko (yang dahulu saya caci maki dengan PRD nya, bahkan sempat berhadap-hadapan dalam sejumlah demo-demo dahulu), yang dalam masa Perjuangan nya dahulu samapai kini, tetap istiqomah dengan "penentangannya" terhadap rezim SOEHARTO yang tiran dan diktator itu.

Memang, kalau kata ustadz saya, ada orang orang yang pagi ia beriman, dan ketika sore ia telah hilang kaimananya. Ada yang dahulu zero, namun kini ia telah menjadi hero. Ada orang-orang yang dahulu sangat saya kagumi, namun kini, terjun bebas ke titik nol. Dan ada orang-orang yang dahulu di titik nol bagi saya, kini ia menjadi hero bagi saya.

Selanjutnya, SOEHARTO saja sulit masuk dalam tataran PAHLAWAN, bagaimana seorang GUS DUR yang masih seumur jagung.

wallahu'alam...

0 komentar:

Posting Komentar