Senin, 07 September 2009

Air Mata Dua Bungkus Ketoprak

Malam itu, saudara ku ikhwan, menawari kami sekeluarga Ketoprak. "Sudah lama niy..kita tidak makan ketoprak..." kata ikhwan sambil promosi. Kami, mengangguk, tanda setuju atas tawaran ikhwan saudara kami itu. Maka berbekal uang yang diberikan, maka meluncurlah, ikhwan ketempat Ketoprak langganan kami yang memang terkenal enak di daerah kami ituSudah kira-kira, hampir satu jam kami menunggu ketoprak tersebut, datang ikhwan saudara kami itu, dengan tertunduk dan berlinang air mata. Terlihat sekali ada kesedihan yang mendalam di wajahnya. Kami kaget bukan kepalang, ada apa gerangan yang menimpa ikhwan saudara kami itu, karena ia berangkat dengan wajah ceria sebelumnya. Dengan wajah yang khawatir, kami minta ikhwan untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya.Maka mengalirlah cerita, dari mulut ikhwan saudara kami itu. Ia menceritakan, bahwa pembeli ketoprak malam itu seperti biasa, ramai. Sehingga antriannya cukup panjang. Dan ikhwan, saudara kami itu, mendapat kesempatan yang terakhir. Sebelumnya, ada dua orang anak kecil laki-laki, kakak beradik yang ikut mengantri. Datanglah giliran, anak kecil kakak beradik itu, sang adiklah yang mendekati penjual ketoprak, sambil menyodorkan beberapa lembar uang, si adik mengatakan, "Dua bungkus bang.." Namun terkejut lah penjual ketoprak tersebut, bahwa uang kakak beradik itu tidak mencukupinya. Kembali si adik kepada kakaknya yang sedari tadi, menunggu di sudut warung ketoprak itu. Si adik dengan lirih mengatakan kepada kakaknya, "Kak....uangnya tidak cukup ....kurang" Ikhwan, saudara kami itu, memperhatikan dengan seksama kejadian itu, langsung berajak menemui penjual ketoprak, sambil mengatakan, "Bang..buatkan 2 bungkus ketoprak sesuai pesanannya, saya yang akan membayar...." Kedua kakak beradik itu, mengatakan, "Makasih kak...." Ikhwan hanya mengangguk tanda mengiyakan. Dan ikhwan mengakhiri ceritanya, "Tak terasa air mata ini keluar sepanjang perjalanan ikhwan pulang tadi, Ikhwan hanya merasa, masih begitu banyak manusia, yang tidak seberuntung dirinya, yang diberikan banyak kecukupan dan kenikmatan. Dan ia teringat, akan nasihat Nabi saw, yang mengatakan, “Tidak beriman diantara kalian, ketika kalian kenyang, ada tetangga kalian yang kelaparan..” dan Ikhwan teringat akan keluruhan akhlak Nabi SAW, yang sabar memberikan makan dengan menyuapi gembel buta matanya dan miskin dari kalangan yahudi , walau pun si yahudi buta itu senantiasa mencaci maki Nabi SAW. Namun Nabi SAW, tidak membalasnya, namun terus saja berbuat baik untuk peduli memberi makan si yahudi buta itu. Hingga akhirnya si yahudi itu masuk Islam, karena keluruhan akhlak Nabi SAW. Demikianlah, malam itu, kami semua dapat pelajaran berharga dari Ikhwan saudara kami yang Insya Allah sholih ini. Dan, tak terasa, kami pun berkaca-kaca, mendengar cerita dan penjelsan ikhwan saudara kami. Yaa… malam itu Air Mata 2 Bungkus Ketoprak, ternyata memberikan sebuah nasihat kepada siapa saja yang mendengarnya, nasihat akan kepedulian dan kecintaan kepada sesama.

0 komentar:

Posting Komentar