Kata ini menjadi familiar di masyarakat Indonesia, karena sering terjadinya serangan yang mengguncang beberapa tempat yang notabene milik orang-orang di luar Islam. Mau engga mau, suka atau tidak, memang yang menjadi tersangka peledaknya adalah yang mengaku dari kalangan ummat Islam. Tentu kita tidak sepakat dengan cara-cara seperti itu, bukankah Allah swt mengatakan, ”Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu (Allah ta’aala).” (QS AnNahl ayat 125). Jadi ada tugas umat Islam untuk mengajak manusia ke jalan Allah, dari mana pun ia berasal, bagaimana pun kondisinya.
Sebagaimana juga yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw, ““Tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang menyeru kepada ashobiyyah (fanatisme kelompok). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang berperang atas dasar ashobiyyah (fanatisme kelompok). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang terbunuh atas nama ashobiyyah (fanatisme kelompok).” (HR Abu Dawud 13/325). Itulah ancaman dari Nabi saw bagi yang menyeru semata-mata untuk masuk ke dalam kelompok tertentu. Seakan kelompok nya saja yang paling benar di jalan da’wah ini, padahal semua hanya menjadikan kelompok-kelompok itu ibarat tuhan baru dalam hati-hati mereka, na’udzubillah.
Namun yang akan kita bicarakan bukanlah BOM yang sering meledak itu, tetapi ia adalah Barisan Orang Mu’min (BOM). Di dalam surat Al-Anfal ayat 2, Allah swt mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. Ada tiga hal yang dapat kita garis bawahi, ciri dari Barisan Orang Mu’min, yaitu Apabila disebut nama Allah gemetarlah hatinya, apa bila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan hanya pada Allah mereka bertawakkal.
Marilah kita lihat dari sosok besar yang penuh dengan keteladanan dari sahabat Rasulullah saw, ia dalah Umar bin Khattab, khalifah kedua setelah kepemimpinan Abu Bakar As Siddiq. Dibalik keperkasaan seorang Umar, terdapat dua garis hitam di wajahnya karena banyak menangis. Umar yang kuat kerap menangis saat membaca Qur’an, Umar merasa lemah dihadapan Robbnya. Seorang Umar juga luluh hatinya dan menangis karena rengekan anak kecil yang lapar. Bahkan, Umar yang pemberani ini lemas mendengar wafatnya Rasul SAW dan gemetar ketika sahabat Abu Bakar RA mengingatkannya tentang kedudukan Nabi.
Sampai-sampai atas keistimewaan Umar tersebut Rasulullah saw pernah berkata, “Jikalau benar ada nabi yang akan datang setelah aku, orang itu adalah Umar “. Namun, Umar tidak pernah merasa mulia, dengan segala kerendahan hatinya ketika ia akan dibai’at Abu Bakar sebagai amirul mu’minin , ia berkata, “Andai leherku terjulur di bawah pedang, lantas pedang itu menebasnya sampai putus di jalan Allah adalah lebih baik daripada aku memerintah umat Islam, yang didalamnya ada Abu Bakar”.
Rasulullah dalam sebuah kesempatan, mengatakan kepada Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu seorang shahabat yg mulia, “Bacakanlah Al-Qur`an untukku.’ Aku bertanya heran: ‘Wahai Rasulullah apakah aku membacakan untukmu sementara Al-Qur`an itu diturunkan kepadamu?’ Beliau menjawab: ‘Iya bacalah.’ Aku pun membaca surat An-Nisa` hingga sampai pada ayat: “Maka bagaimanakah jika Kami mendatangkan seorang saksi bagi tiap umat dan Kami mendatangkanmu sebagai saksi atas mereka itu...”
Beliau bersabda: ‘Cukuplah.’ Aku menengok ke arah beliau ternyata aku dapati kedua mata beliau basah berlinang air mata.”
Demikianlah Barisan Orang Mu’min (BOM), yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hatinya, yang apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, air mata yang mengalir sebagai saksi bertambahlah keimanan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya bertawakal kepada Allah, berserah diri kepada Allah, menyerahkan semua urusan kepada Allah, bukan pada dukun, penguasa, atau manusia-manusia lemah lainnya…. Bagaimana dengan kita…? Ingin kah menjadi BOM-BOM lain sebagaimana di contohkan Nabi saw dan para sahabatnya. Semoga…..
Senin, 07 September 2009
BOM.....!!!
12.12
Administrator
0 komentar:
Posting Komentar