Bom Kuningan Jilid 2 yang terjadi pada hari Jum’at, 17 Juli 2009 kembali menjadi cerita mengharu-biru dan mengantarkan negeri ini terkenal seantero dunia. Tidak kurang sembilan orang tewas dalam peristiwa tersebut, termasuk pelaku yang meledakkan diri. Seperti kejadian yang pertama, para pelakunya adalah orang-orang yang membawa label keislaman. Kalau sudah seperti ini, Islam menjadi sasaran tembak kembali di negeri ini. Walaupun negeri ini tercatat sebagai negeri muslim terbesar di dunia, namun terkadang Islam disudutkan oleh pengikutnya sendiri. Suka tidak suka, kita memang harus menerima sebuah realita, bahwa pembacaan makna sebuah kejadian masih minim dipunyai oleh ummat ini, dan lebih cenderung termakan propaganda-propaganda negatif yang dilancarkan kaum Islamophobia.
Namun terlepas dari masalah propaganda yang dilancarkan Islamophobia di negeri ini atau yang dilancarkan oleh sebuah kekuatan global yang tidak menginkan Islam itu tumbuh, berkembang, dan kuat dinegeri ini, ternyata memang ada masalah internal di kalangan ummat Islam sendiri. Yang paling mencolok adalah tidak ada satu kesatuan shaff (barisan) di dalam tubuh ummat Islam, dalam memperjuangkan aspirasinya. Sehingga seluruh kekuatan ummat Islam terkesan berjalan sendiri-sendiri, bahkan menyimpang secara aqidah dan gerakannya, atau menjadi sebuah gerakan ekstrem yang radikal.
Para pelaku Bom Kuningan jilid 2 ini jelas, putra-putra Islam, setidaknya demikian yang menjadi sebuah fakta. Dari berbagi sumber, mereka sangat jelas, berbeda idiologi dengan kebanyakan gerakan Islam yang dianut di negeri ini. Sehingga mengambil sebuah kesimpulan dan tafsir sepihak, maka terjadilah peristiwa Bom Kuningan Jilid 2 tersebut, tanpa memikirkan efek domino dari apa yang dilakukannya tersebut. Jadi teringat sebuah nasihat dari seorang mujahid da’wah dalam menjaga gerakan da’wahnya, Hasan Al-Banna, Allahyarham, “Siapa saja yang ingin cepat-cepat memetik buah dari kerja-kerja da’wahnya, maka silahkan, mengambil jalan-jalan lain..” maksudnya beliau, da’wah itu memang dibutuhkan kesabaran untuk membawa umat ini keluar dari krisis dan menuju kebahagian dan kesuksesan.
Bom Kuningan jilid 2 ini, efeknya sangat terasa bagi keberlangsungan da’wah Islam secara keseluruhan di negeri ini. Lihatlah kini, polisi akan mengawasi, menyimak, dan merekam kegiatan-kegiatan da’wah, sebagai antisipasi kegiatan da’wah yang mengajarkan terorisme, walau akhirnya di ralat oleh Kapolri, bahwa Polri tidak akan mengawasi kegiatan da’wah yang dilakukan oleh siapa pun, karena itu wewenangnya Departemen Agama. Belum lama seorang adik kelas melaporkan, kalau acara Tafakur Alam kampusnya di daerah Bogor di datangi oleh polisi pakaian preman, dengan bertanya perihal kegiatan yang dilakukan. Keadaan ini, persis seperti zaman permulaan da’wah, zaman rezim represif orde baru yang lalu. Dimana seluruh kekuatan da’wah dan para aktivisnya harus tiarap, menghindari rezim represif tersebut. Sehingga ada kesan, ingin mengembalikkan era kondusif bagi da’wah pada hari ini ke masa lampau.
Namun, ada dampak yang sangat sulit diperbaiki, dimana nanti setiap orang tua akan khawatir kepada anaknya untuk mengikuti berbagai macam kegiatan da’wah yang di rancang para aktivis Islam, karena khawatir jadi teroris radikal yang suka nge-bom. Sehingga pembinaan para pemuda Islam kearah yang lebih baik aqidah dan pemahaman keislamannya akan kembali ke titik nadir. Hilang sudah kepercayaan yang selama ini telah terbangun kepada gerakan da’wah yang tengah berkembang.
Demikianlah, pasca peristiwa Bom Kuningan Jilid 2, seakan menjadi Bola Liar yang menghantam sana sini bagi kemaslahatan da’wah Islam yang tengah menemukan zamannya yang kondusif untuk tumbuh dan berkembang untuk melahirkan generasi mujahid yang berguna bagi agama dan bangsanya. Sejatinya, kesabaran di jalan da’wah mutlak dilakoni bagi para penggiat da’wah Islam, dan segala perbedaan yang ada tetap dijalani dalam batas-batas saling toleran dan menghormati. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, tidak melakukan tafsir sepihak atas berbagai macam masalah umat Islam, yang pada akhirnya lebih mendatangkan kemudhorotan yang besar bagi umat Islam di negeri ini ketimbang maslahatnya…..
Senin, 07 September 2009
Bola Liar Bom Kuningan Jilid 2
12.16
Administrator
0 komentar:
Posting Komentar