Jumat, 11 Desember 2009

Ketika Amanah Dipertanyakan…

Seorang sahabat begitu terpukul setelah mengetahui, amanah yang diberikannya diabaikan begitu saja. Hari-hari nya dilalui dengan menutup diri dari keramaian yang ada, termasuk kabur dan menutup diri dari sahabat yang telah menyalahi amanahnya. Kondisi ini pun disadari oleh sahabat yang dianggap telah melanggar amanah itu, hingga dia pun dibuat serba salah atas kondisi yang terjadi. Permohonan maaf yang dilayangkan pun tak mampu mengetuk hati yang tengah dilanda amarah.

Tentu kita menyadari, sejarah penyelewangan amanah, telah membuat para pelakunya terjatuh pada anak tangga yang paling dasar. Seorang presiden yang dianggap tidak amanah, akan ditumbangkan oleh rakyatnya. Seorang kepala keluarga akan kehilangan kepercayaan anak dan istrinya. Dan seorang sahabat akan kehilangan sahabatnya.

Namun, kita juga harus menyadari, perihal manusia yang tempatnya salah dalam sejarah penciptaanya. Manusia bukanlah malaikat yang suci dari berbagai macam kesalahan. Manusia diciptakan dalam kondisi yang memiliki syahwat yang turun naik. Banyak dipengaruhi oleh berbagai macam variabel yang ada disekitarnya. Itulah bedanya manusia dan malaikat yang tidak diciptakan dalam kondisi tidak memiliki syahwat. Maka, manusia yang pada satu waktu mampu bersikap laksana malaikat atau menyamai, maka itulah sebaik-baiknya makhluk ciptaan-Nya.

Bahkan dalam satu kesempatan malaikat mengatakan pada Allah swt, tidak ada yang mampu melewati dari hamba-Mu atas indahnya dunia. Sinyalemen malaikat ini, menjadi penegas untuk kita dalam memahami akan banyak dari anak cucu Adam as yang akan tertatih, bahkan bertumbangan atas kesalahan yang ia lakukan.

Atas berbagai macam pertimbangan itulah, kita juga dituntut berhati-hati dalam menyikapi berbagai macam pelanggaran amanah. Atau ketika kita mempertanyakan amanah orang-orang sekitar kita, sehingga kita pun tidak ikut menyesal atas keputusan yang kita ambil.

Disinilah akhirnya kita menemukan lautan syukur yang tak berhingga atas Kasih Sayang Allah atas hamba-hamba-Nya. Allah yang Maha Berkuasa atas alam semesta senantiasa kemudahan yang dikedepankan. Seandainya kemurkaan yang dikedepankan, maka hancurlah manusia bahkan alam semesta ini.

Sampai-sampai untuk menentramkan hati hamba-hamba-Nya yang tersalah, dihibur-Nya dengan satu janji pasti yang begitu indah : “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lahYang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Az-Zumar : 53)

Bagaimana dengan kita…..?

by : Albanthany (http://www.albanthany.blogspot.com)

1 komentar:

ijal mengatakan...

berkunjung.. :-)

Posting Komentar