Selasa, 23 Februari 2010

Valentine’s Day dan Film 18+

Sejarah Valentine

Salah satunya sebagaimana mengutip Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), Hari Valentine berasal dari peringatan santo Valentinus.

Dia adalah seorang tokoh terkemuka di Roma pada tahun 143 Masehi. Gagasan ter kemuka dari tokoh Valentinus ini bahwa hidup dengan cinta dan kasih sayang merupakan dambaan bagi semua orang dan gagasan ini diminati kebanyakan kaula muda ketika itu.

Ada juga yang menyebutkan, bahwa hari Valentine diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A Howland (1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts.

Secara etimologis Valentine berasal dari kata Valentinus yang artinya adalah suatu kartu ucapan selamat yang dikirimkan kepada orang-orang yang disayangi, baik yang benar-benar disayangi atau pura-pura disayangi.

Berdasarkan yang dikutip dari Webster's New 20th Century Dictionary perayaan Valentine berasal dari perayaan Lupercali. Yaitu upacara ritual yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno setiap tanggal 15 Februari sebagai penghormatan kepada Lupercus dewa padang rumput yang dideskripsikan mempunyai tanduk, kaki, dan telinga seperti kambing. Pada perayaan itu nama-nama wanita dimasukkan kedalam jambangan bunga. Setiap pria yang hadir mengambil secarik kertas. Wanita yang namanya tertera dalam kertas itu menjadi teman kencannya semalam suntuk.

Kemudian pada tahun 469 pihak gereja yakni Paus Celecius merubah menjadi tanggal 14 Februari untuk mengenang kematian seorang pendeta yang bernama Saint Valentine yang tewas sebagai martir pada abad III (martir adalah istilah yang dipakai untuk orang-orang yang mati mempertahankan prinsip-prinsipnya) dan menetapkan menjadi Saint Valentine's Day. Pastor Valentine ditangkap dan dipenjara karena menentang kebijakan kaisar Romawi (Cladius II) yang melarang pemuda-pemudi untuk menikah. Sang kaisar menginginkan pemuda-pemuda yang lajang untuk menjadi tentara dan pergi berperang. Tetapi sang pastor malah dengan diam-diam menikahkan sepasang muda-mudi. Hal ini diketahui oleh sang kaisar. Bukan main marahnya sang kaisar, akibatnya sang pastor mengakhiri hidupnya dengan tanpa kepala (dipancung) pada tanggal 14 Februari 269.

Ketika pastor Valentine dipenjara, banyak surat-surat simpati dari para pemuda yang sedang kasmaran yang ditujukan kepadanya. Melalui surat itulah mereka mengungkapkan perasaan sayangnya kepada kekasihnya dan berharap mereka bila menikah.

Film 18+

Akhir-akhir ini saya sedang mencoba menjiwai sebagai pengamat berbagai media yang tentunya media punya peran terhadap perubahan besar perilaku masyarakat, khususnya kaula muda....cie...ciie gaya banget yaaa.....

Setelah membeli tiket, lalu langsung aja masuk ke ruang teater yang sudah dipenuhi oleh orang-orang. saya ga ambil pusing dengan nomer bangku yang tertera di tiket, dan lebih memilih duduk di bagian paling depan dekat pintu keluar. karena niatnya cuman liat sampai 15-30 menit saja. namun si mba pejangganya jadi jutek, karena saya tidak duduk di bangku sebenarnya.....sorry ya mbaaa.. :)

Film ini ditayangkan jauh sebelum hari valentine, apakah ada hubungannya ? mungkin saja, produser filmnya memakai momentum valentine sebagai pengeruk keuntungan setinggi-tingginya.

Film ini memakai jargon : true loves never dies terjemahan bebasnya cinta sejati tak kan pernah mati, cieee…..romantis dan pasti mengharu-biru kan.

Namun, pembukaan awal film ini, sudah sangat tidak enak di lihat, baik secara kekuatan bahasa yang di ucapkan mau pun visual yang ditampilkan. Bisa muntah dah……

Singkat cerita, 30 menit lihat film ini, kesannya, sangat memprihatinkan !! Bagaimana mungkin film seperti ini layak tayang di bisokop-bioskop papan atas ? LSF nya pada tidur kah ? Mengapa ? dengan bersetting anak kampusan, semua yang ditampilkan, persis bagaimana kehidupan ala Amerika sana, di import habis dalam film ini.

Mulai dari pakaian kuliah yang tidak masuk akal dalam ukuran kultur masyarakat Indonesia, karena itu lebih mirip pakaian tidur ketimbang kuliah, sampai pada setiap kali bertemu cipaka cipiki, akhirnya dilampiaskan dalam syahwat seksual yang lebih dalem lagi.

Valentine's Day benar-benar sudah dimasukkan ke dalam tulang sumsum anak-anak remaja, para pemuda, dan masyarakat muslim terbesar di dunia ini. Para produser itu memang tidak tahu, atau hanya mengeruk keuntungan sebanyak-banyak tanpa peduli resiko dari tayangnya film itu, atau mereka memang menjalankan sebuah misi rahasia secara sistemik ? hmmm.... sistemik sptnya memang bukan monopoli Kasus Bank Century saja :)

Lembaga Sensor Film (LSF)

Kalo merujuk ke PP Nomor 7 Tahun 1994 tentang Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Tentang Lembaga Sensor Film, berkaitan dengan fungsi LSF, sebagaimana disebutkan : "melindungi masyarakat dari kemungkinan dampak negatif yang timbul dalam peredaran, pertunjukan dan/atau penayangan film dan reklame film yang tidak sesuai dengan dasar, arah dan tujuan perfilman Indonesia"

Maka dapat dikatakan LSF tidak menjalankan fungsinya. Trus Gimana Dong ? Yaaa... Bangkit Melawan Atau Diam Tertindas (kata mahasiswa tuuh :d) tapiii..... kamu semua udah tau tentunya mau ngapain kan ? :d *ngeles aja yaa....

Yoo wiiis..... di stop saja sampe di sini Notenya, kalo kebanyakan juga nanti males bacanya kan.... :d

Referensi :

http://koran.republika.co.id/koran/0/104037/Umat_Islam_Jangan_Rayakan_Valentine

http://media.isnet.org/antar/etc/Valentine1.html

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1994 Tentang Lembaga Sensor Film

2 komentar:

Radhitya Notes mengatakan...

nice post bro...
mau berbagi artikel film kah...?
free back link lho...

salam hangat dari blogger bali

Radhitya Notes mengatakan...

thank udah mampir sob..., saya tunggu referensi filmnya yach...,
wah ...., udah ga sabar nech...

Posting Komentar