Kamis, 11 Maret 2010

Jilbab Untuk Yasmin Tahun 2020 --episode Tim Kehidupan-- TAMAT

Ringkasan Yang Lalu :

Hmm, tersenyumlah kedua perempuan di hadapannya, dan sang istrinya pun tersenyum lebaaar bangeet. Sambil bertanya-tanya besar dalam hati, biasanya Kaka selalu bilang kalau mau beli sesuatu, koq tiba-tiba, sekarang ada Jilbab gitu. Aduuuh koq aku jadi mikir yang engga-engga yaaa.....Haaa...??!! Jangan-jangan....??!! Diee habis serah-serahan lagiii . Waduuuuh.....Kakaa Kaaaaaaaaa.....kan udah ade suruh tahun 2020....koq sekarang siiiiiy.....

Sebuah Kebersahajaan Cinta "Tim Kehidupan"

Sekar. Ya Sekar, nama istrinya Ikhwan. Sekar pun segera menyusul suaminya Ikhwan sambil terus memanggil-manggil namanya. Sesampainya di kamar, “Kaka,….?” Namun yang dicari sudah syahdu dengan alunan nafas dengkurannya, alias tidur pules….”Jiaaaah…malah udah asyiik bobo gitu….”

Dipandangi wajah suaminya dengan penuh kasih. Sambil merapihkan selimutnya, karena terpaan AC di kamarnya memang dingin. “hmm….ka..ka….terlihat lelah wajah mu hari ini…. Hari-hari ini memang hari-hari yang melelahkan buat dirimu, sedikit sekali kita bisa bersama hanya untuk sekadar bicara banyak hal, sebagaimana dulu awal-awal dulu kita menikah. Kaka harus selalu mengejar penerbangan, ke propinsi ini itu…..aaahhh serba salah, memang kondisi kita lebih baik dari dahulu…..tapiiii….yaaa itu, kaka jadi jarang di rumah demi semua kerjaan itu………hmmm….biarlah, ku kan selalu mendampingi mu kaa….ku akan selalu begitu….”

Mendadak jam tangan Ikhwan pun bernyanyi nasyid shoutul harokah, “jiwa syuhada memancarkan keagungan, cahaya Allah melantakan kebatilan…jiwa syuhada berjuang tuk kebebasan, negeri ambiya dari tangan penindasan……”

Wajah itu pun beradu pandang. “hmm.. ..lho de, lagi apa…? Maaf kaka ngantuk berat, tadi di suruh ke Bogor, perencanaan anggaran alokasi untuk tahun 2011 diminta dewan direksi. Sekarang kaka harus terbang ke Surabaya de….penerbangan jam 21.00. Mas Rusydi tukang ojek sebelah tolong di telpon de…..bilang maaf, mendadak harus ke bandara, tadi kaka belum bilang apa-apa sama dia….Kaka mau mandi sebentar, biar segar…”

“Jiaaah….tuh kan, baru di omongin, baru pulang, masa mau pergi lagii……uhuuu….sebel” Sekar hanya terpaku diem. “Deee…..alooo de…..dooor..!! dieeem aja siiiy, tolong telpon mas rusydi……” Sekar pun kaget, “iyaaaa ka….” Sambil berlalu dari hadapan Ikhwan.

Singkat cerita, Ikhwan sudah rapih, sambil menuju ke ruang makan. Menunggu sajian apa yang dihidangkan istri tercinta. Tak lama bersalam, muncul Yasmin, khodimat baru mereka, sambil membawa, sayur asem, sambal balado tri medan, tahu tempe, lalapan plus sambel terasi yang pedas, sebagaimana kesukaan Ikhwan….

Di meja makan, tak ada kata yang terucap di antara mereka. Sibuk dengan fikiran masing-masing, terlebih Ikhwan yang lahap, bak tidak makan sebulan…..hahaa…Lebay. Tak terasa, di depan sudah bunyi suara motor Mas Rusydi, tukang ojek langganan Ikhwan menuju Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Memang jarak rumah Ikhwan dan bandara tak terlalu jauh, sehingga ojek pun menjadi pilihan Ikhwan, di samping bagi-bagi rizki sama tetangga sebelah. Klop dah…….

Ikhwan langsung berdiri, pamitan dengan sekar, istri yang 6 tahun selama ini menemani dirinya dalam suka dan duka. “Deee…jalan dulu yaaa….” Sekar yang sedari tadi sibuk dengan fikirannya karena akan ditinggal lagi, dengan lesu menjawab, “Iyaa kaa…titi DJ yaa…” “Titi DJ…..?” Tanya Ikhwan. “hati-hati di jalan….” Jawab Sekar tertawa geli. “Ga gaul niy kaka…..” sambung Sekar lagi. “ooo……dapet darimana istilah itu…? Facebook yaa..?!” sergap Ikhwan. “Iyaaa dong….abis ditinggal mulu ciiiy…..jadinya punya kesibukan baru deh…” jawab Sekar manja. Ikhwan pun hanya terdiam tanpa kata, hanya senyum yang terlihat.

Setelah mencium kening istri tercinta, Ikhwan pun berlalu dengan Mas Rusydi, tukang ojek “kesayangan” Ikhwan…..hahaa….udeh kaya apa aja [senang] . Sekar pun masuk kembali, setelah ikhwan dan mas rusydi tak terlihat dari pandangannya. Ia masuk ke dalam kamarnya untuk merapihkan. Sejurus kemudian, sekar tertuju pada sepucuk surat, yang diselipkan dibawah bantal. Sekar pun membaca tulisan yang sangat ia kenal tulisan siapa itu, ya tulisan Ikhwan suami tercintanya……

“De.. kaka tau, selama ini ade terlihat berat dengan kondisi kita. Walau pun tiap harinya ade senantiasa mencoba untuk terlihat tak seperti itu. Ade pengen seperti pasangan-pasangan lain. Sebagaimana kaka dan abang-abang ade dengan keluarganya. Yang memiliki waktu bersama lebih. Khususnya sabtu-ahad. Sebenarnya terkadang kita punya untuk itu. Namun, semua itu sudah terisi penuh dengan jadwal binaan kita, dan kegiatan di ROHIS yang ade pegang, dan Yayasan Da’wah yang kaka kelola…”

“Dee… tidak ada jalan lain, selain kita menjalaninya dengan penuh kebahagian dan keikhlasan. Ade yang senantiasa menguatkan, bahwa kita mesti yakin dengan jalan ini. Tidak ada jalan lain. Dan karena jalan inilah kita dipertemukan, dijalan inilah kita menemukan banyak kemudahan dan kebahgaian. Jadi tidak ada alas an, kita untuk berhenti dari jalan ini. Itulah kata-kata ade yang mengalir, di malam, dikala diri ini males dan lemah…..”

“Kaka pun tauuu…. Ade tengah hunting, beberapa akhwat yang kaka kenal untuk menyukseskan program yang ade sebut sebagai Tim Kehidupan…. Walau pun sering tak bisa menyembunyikan kecemburan ade untuk program ade sendiri….haha…..aya2 wae ciiy adeee….buat program, malah cemburu sendiri…..maaf ya de, kaka tau semua dari catatan dairy ade yang lupa ade simpan kemaren. Maaf engga izin ade tuk membacanya…”

“Ade juga menulis di dairy ade….”suami mu bukanlah suami mu…..ia hanya milik Rabb-Nya dan zaman nya. Berbagi kebahagian bersama di Tim Kehidupan adalah sebuah akumulasi cinta sesungguhnya. Kepada manusia, yang notabene saudari seperjuangnnya, juga kepada Tuhan yang penggenggam segalanya. Tempat diri ini kembali…”

“Di akhir dairy, yang kaka mau pingsan bacanya……kandidat kuat yang akan mengisi Tim Kehidupan itu adalah….si fulanah…..Kenapa dia adee…????? Kenapa ???...”

Sekar hanya senyam senyum, sambil akhirnya tertawa…..Hehehe….kaga tau ya kakaqu cayang….. Beliau, memang teman sekelas studi kaka selama ini, tapi iya bagai urat nadi bagi adeee…..alias temen liqo adeee……..hahaahaa…… sambil berlari keluar karena terdengar deru pesawat terbang di atas rumahnya……”saat kau kembali kan ku beritahu kakaqu sayang dan tak harus menunggu 2020….” Hahaaa…..

Di dalam pesawat, Ikhwan hanya bisa menerawang ke angkasa, yang ada hanya gelap, namun indah dihiasi bintang, sambil terus teringat perkataan sang istri, "cinta pada hati yang apa adanya, dan sederhana. cinta pada hati yang slalu ada dikala tiada siapa pun, yang dekat dikala semua menjauh, dan sahabat dikala semua memusuhi, yang berujung tidak saja sebagi sahabat sejati, namun sahabat sehati...itulah harapan ku pada mu kaa....".

Dan Ikhwan pun terbang tinggi bersama asa sang istri tercintanya sambil sumringah sendiri......

---TAMAT----

surabaya, jum'at 19 feb 2010

0 komentar:

Posting Komentar