Kamis, 25 Maret 2010

Perempuan Adalah Ibu

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah

Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....

Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

Lirik lagu Ibu buah karya Iwan Fals ini sungguh amat sangat kita kenal. Ini juga menjadi salah satu favorite saya hingga kini. Ketika kita bicara tentang Ibu, tak ada yang dapat memungkiri, bahwa sosok Ibu begitu amat sangat penting bagi perjalanan hidup kita. Walau pada beberapa kasus ada sosok Ibu yang jauh dari harapan.

Dahulu ketika peradaban ini belum diwarnai cahaya Islam, sosok Ibu yang tentunya sosok seorang perempuan berada pada anak tangga terendah bahkan kelam dalam sejarah peradaban manusia. Ia begitu sangat tidak dihargai, bahkan diburu untuk dimusnahkan. Namun kini, sosok itu begitu amat sangat mulia, dimulai sejak 14 abad yang lalu. Dikumandangkan bukan oleh seseorang dari kalangannya sendiri (kaum perempuan) namun oleh seorang laki-laki mulia pilihan, Muhammad saw.

Bahkan kemuliannya amat sangat jauh ditempatkan, sampai-sampai keridhoan Sang Khalik pun berada dikeridhoannya.

Akhirnya, walau pun pada saat ini diantara kita masih menjadi sosok perempuan muda usia, namun kelak semua adalah calon-calon Ibu di masa depan. Dengan menyadari posisi yang sedemikian mulia dan tinggi ditempatkan, tidak ada lagi calon-calon Ibu masa depan yang mencoba menciptakan sejarah kelam bagi dirinya, seberapa pun ia merasa sempit atau lapang.

0 komentar:

Posting Komentar