Minggu, 07 November 2010

BALADA NEGERI "PEMALAS"

Ada yang ironis atas berbagai macam bencana yang terjadi di negeri ini. Ketika terjadi gempa 7,2 SR di Mentawai, BMKG merilis akan bahaya tsunami. Namun ditunggu 15 menit setelah terjadi gempa, tidak ada tanda-tanda kenaikan gelombang yang akan mencapai perairan mentawai, maka dihentikan peringatan.

Namun ternyata, 40 menit setelah terjadi gempa, tsunami setinggi 7 meter menyapu 10 desa di mentawai. hampir 449 warga mentawai tewas. Bahkan, gempa di mentawai sudah diprediksi 9 bulan yang lalu, baca : SELENGKAPNYA DI SINI

Selidik punya selidik, kenapa bisa lolos dalam diteksi dini tsunami, karena alat yang dipasang di mentawai sudah tidak jelas. Bisa saja rusak dan di curi orang. Ini mungkin yang dikatakan BPPT 60 % alat diteksi tsunami di Indonesia sudah rusak. Ironis..!!

Padahal rencananya akan dipasang alat diteksi awal tsunami untuk memagari perairan nusantara setelah tsunami aceh yang menewaskan 150.000 orang. Namun rencana tinggal rencana.

Dan seharusnya, karena Indonesia masuk dalam daerah cincin api dunia, maka daerah-daerah yang masuk rawan bencana dan punya seismik aktivitas tinggi untuk tidak ditempati oleh banyak manusia.

Negeri ini memang masih malas, untuk membuat tata kelola kebencanaan dengan baik, walau sudah begitu banyak data akademik maupun empirik yang bisa digunakan. Dan kisah balada negeri pemalas ini pun akan terus berlanjut dan menanti korban-korban berikutnya...

wallahu'alam..

0 komentar:

Posting Komentar