Minggu, 07 November 2010

MENEGAKKAN KEMBALI DA'WAH YANG ROBOH

Berkatalah syaikh yusuf al-qaradhawi -- semoga Allah merahmati -- : "..Imam Syahid Hasan Al-Banna tidaklah menyeru dan mengajak orang-orang terpelajar untuk BERTAKLID BUTA, melainkan ia mengajak pada PENGAMATAN, PEMBAHASAN, DAN IJTIHAD...."

Hindarkan logika yg marak akhir-akhir ini dikalangan ikhwah ketika "kita" sudah diberi kekuasaan oleh Allah swt pada hari ini : "... antum sudah berbuat apa ? 'amal antum sudah seberapa ?

Kita ini bukan ingin menjadi follower sejati, tetapi senantiasa berusaha menjadi pewaris nabi dan generasi para sahabat sejati. Mengembalikan citra dan wibawa da'wah yang "hancur" baik oleh lawan maupun kawan (internal/eksternal) serta mengembalikan persatuan dan kesatuan ikhwah kembali.

Kepercayaan kita kepada kekuasaan haruslah terus di update dan harus terus mengalami koreksi. kalau stag, sangatlah tidak logis. karena keimanan saja turun naik. apalagi yang namanya kekuasaan dan manusia.

Orang2 yang paling bertanggung jawab atas "hancurnya" kredibilitas institusi da'wah, atau gerakan da'wah, haruslah mundur dengan lapang hati dan legowo, untuk digantikan generasi selanjutnya, sebagaimana budaya di jepang sana.

Mewaspadai "generasi" Abdullah bin saba' alias ibnu sauda. Yang sangat masyhur dengan ambisinya untuk menghancurkan islam dengan segala tipu dayanya, dan yang paling canggih dari tipu daya nya itu adalah menempatkan orang-orangnya dalam lingkaran kekuasaan khalifah ali bin abi thalib, sehingga khalifah tak sanggup untuk langsung menghancurkannya. itulah cikal bakal pemantik perang shiffin.

Maka tak jauh berbeda, ketika orang-orang yang mempunyai jiwa-jiwa ambisius, yang ingin meraih kedudukan dan harta kekayaan melalui golongan dan jama'ahnya berada dalam lingkaran "kekuasaan" da'wah. Maka bencana pun akan teramat dekat.

Sampai-sampai Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan : "...Kami lebih memilih menjauhi jiwa-jiwa yang ambisius, yang ingin meraih kedudukan dan harta kekayaan melalui golongan dan jama'ahnya dan lebih memilih sabar atas segala kekurangan yang ada pada kami..."

Hindarkan dan jauhkan budaya untuk musuh memusuhi, hal wajar, ketika gagal dengan segal ide, dan gagasan yang di usungnya untuk mundur. wajar2 saja.

Jangan sampai ternyata kita menjadi kaum atau barisan yang lambat laun menjadi kultus mengkultuskan manusia atau sistemnya.

wallahu'alam..

0 komentar:

Posting Komentar