Jumat, 24 Desember 2010

LOGIKA KELIRU : “MENANG PEMILU/KADA ADALAH KEMENANGAN DA' WAH....”

Kita mungkin sering mendengar bahkan mengetahui logika demikian. Katakanlah ketika da'wah karena kondisi dan lain hal memasuki ruang-ruang demokrasi dengan partai politiknya, namun tidak serta-merta nilai-nilai da'wah itu menjadi sama atau bahkan dibawah nilai demokrasi dan partai politik. Sungguh hina sekali da'wah jika hanya dikapitalisasi untuk hal yang demikian.

Dalam bingkai kaum muslimin hanya ada satu kemenangan, jika Agama Allah yang menjadi pemenang atas semua nilai yang ada. Atas perlawanan dan makar yang dibuat oleh orang kafir baik Yahudi dan Nashrani. Bukan sesama kaum muslimin.

Peserta pemilu adalah kaum Muslimin yang mereka semua masih mendirikan sholat dan menyembah Allah swt. Bagaimana mungkin sebagian dari mereka merasa menang bagi sebagian yang lain sesama orang-orang beriman ? Sesuatu yang tidak mungkin tentunya.

Itulah mungkin Imam Syahid Hasan Al-Banna meminta partai politk dibubarkan saja, karena memecah belah barisan kaum muslimin. Karena da'wah merupakan warisan misi Rasulullah saw, da'wah harus berada di atas strata partai apapun.

Kemenangan Da'wah harus tegak diatas kepentingan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman. Bukannya menciptakan barier/gap dengan saudaranya. Jika yang satu meng-kliam kemenangannya adalah kemenangan da'wah, artinya diluar mereka adalah diluar da'wah. Ini tentu bukan menciptakan kekuatan kaum muslimin, namun memberikan jurang pemisah yang mendalam satu dengan lainnya.

Wallahu'alam.

0 komentar:

Posting Komentar