Rabu, 2 September 2009, bertepatan dengan 12 Ramadhan 1430 H, waktu menunjukkan pukul 14.00 wib. Saya pamit izin pulang duluan dari ruang kerja di lantai 8 di bilangan Kuningan , Jakarta Selatan karena ada keperluan. Setelah beres-beres dari ruang kerja, maka pukul 14.15, saya pun turun lewat lift untuk mengambil kendaraan. Pukul 14.30 wib, maka keluarlah dari tempat kerja menuju rumah. Pukul 15.10 wib, menjelang sampai di rumah, sepanjang jalan banyak warga yang berkerumun di luar rumah dan tokonya masing-masing, maka menepilah saya, sambil bertanya, “Ada apa pak..?”, di jawab, “GEMPA...!”.
Beberapa saat kemudian HP pun bendering, ternyata telpon dari rumah menanyakan keadaan saya di tempat kerja, saya jawab, “Kalau saya, baik-baik saja...dan sedang menuju ke rumah..”. Sesampainya di rumah, melihat berita di tv, terjawab sudah, kalau gempa itu berkekuatan 7,3 SR dengan episentrumnya di Tasikmalaya, Jawa Barat, dengan geterannya yang cukup besar dirasakan di Jakarta, Cirebon, sampai Yogyakarta. Bahkan di sampaikan, kalau sebagian Pulau Jawa merasakan getarannya.
Ketika membuka-buka materi kembali tentang Gempa, sungguh Gempa itu bisa kita jadikan sebagai sebuah Teguran sekaligus Ujian buat kaum muslimin. Ini sebagaimana nasihat Khalifah Umar bin Khattab ra, ketika semasa pemerintahannya terjadi gempa yang cukup hebat, beliau mengatakan, “Kalian suka melakukan bid'ah yang tidak ada dalam Alquran, sunah Rasul, dan ijma (kesepakatan umum) para sahabat Nabi, sehingga kemurkaan dan siksa Allah turun lebih cepat.'' Nasihat ini benar-benar masih sangat relevan dengan kondisi kita pada hari ini. Tidak bisa membantah lagi, kalau pada hari ini pun, kondisi kaum muslimin di negeri ini, persis sebagaimana yang dikatakan Umar bin Khattab ra.
Bahkan Allah pertegas di dalam Al-Qur’an,
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak menimpa orang-orang zalim di antaramu saja. Dan ketahuilah Allah amat keras siksaan-Nya.'' (QS al-Anfaal, 8:25). Hanya ada satu kata yang dapat diucapakan, Astagfirullah....Ampuni kami ya Rabb..
Ini sekaligus menjadi ujian buat keimanan kita, karena betapa banyak manusia yang apabila diberikan nikmat, maka ia beriman, dan ketika diberikan sedikit kesusahan dan kesempitan, maka berpalinglah ia.
“'Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.'' (QS 30:36).
Gempa juga dapat menunjukkan seberapa besar kebaikan Kepemimpinan kaum muslimin. Lihatlah bagaimana Khalifah Umar bin Khattab ra, ketika gempa hebat hadir di masa pemerintahannya, Umar malah mengucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah, sambil mengatakan, "Tenanglah kau bumi, bukankah aku sudah berbuat adil kepadamu..." Bumi seketika itu juga berhenti dari Gempanya.
Dalam masa pemerintahan Umar bin Khattab, tidak mungkin ada kemungkaran besar, semisal, kemusyrikan, pemurtadan, pembantaian manusia, saling bunuh, judi, prostitusi, dan korupsi. Umar memerintah dengan tidak ada seoarang pun yang berani menentangnya, sehingga tidak ada perselisihan di kalangan kaum muslimin. Sampai-sampai Rasulullah saw, mengatakan :
"Diantara ummat-umat yang hidup sebelum kalian ada orang-orang yang memiliki kemampuan seperti nabi. Jika ada salah seoarang di antara ummat ku, maka ia adalah Umar..." (HR. Bukhari)
Demikianlah, dengan kepemimpinan yang sholih, sekelas Umar bin Khattab, ternyata dapat memberikan rasa aman sentosa dan menyelamatkan umat dari bencana besar semacam Gempa yang dahsyat dengan izin Allah. Pemimpin yang sholih semacam itu, tidak lahir dari masyarakat yang jahil, namun lahir dari masyarakat yang sholih pula.
Mudah-mudahan kita termasuk barisan yang termasuk mengambil pelajaran, dan kembali kepada Allah swt. Memperbaiki segala kekurangan yang ada pada kiri kita. Bukan malah berbalik ke belakang, setelah kita beriman, bahkan berprasangka buruk kepada Allah, nau ‘udzubillah. Karena bagaimana pun juga, keimanan ini butuh pembuktian di hadapan Allah swt, dengan segala kondisi dan situasi,
''Sungguh akan Kuberikan kepadamu kecemasan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa serta buah-buahan, tetapi berbahagialah orang yang bersabar, yaitu orang-orang yang ditimpa musibah mereka mengucapkan, 'Sungguh kita kepunyaan Allah dan kepada-Nya kita akan kembali'.'' (QS 2: 155-156).
Sungguh kita kepunyaan Allah dan kepada-Nya kita akan kembali...Yaa inilah kiranya sikap terbaik dari orang-orang beriman atas berbagai macam musibah yang menimpa, terlebih Gempa pada hari ini…wallahu’alam bish showab.
Senin, 07 September 2009
Gempa...!! Teguran, Ujian, dan Kepemimpinan
12.24
Administrator
0 komentar:
Posting Komentar