Minggu, 06 September 2009

Ikhlas Dalam Berjuang

Hendaknya keikhlasan setiap kader da'wah Al-Akh dan Al-Ukh yang tergabung dalam kafilah-kafilah da'wah menjaga keikhlasannya dalam setiap perbuatan dan perkataan, baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Sebagaimana Allah swt, berfirman : "Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus". (Al-Bayyinah : 5). Terlebih pada akhir zaman seperti ini yang diliputi fitnah, tidak menutup kemungkinan godaan halus yang dihembuskan oleh Iblis bersama syaithon sebagai bala tentaranya menghempaskan ikhwah ke jurang kehinaan, menggadaikan keikhlasannya demi sejumput dunia, sebagaimana firma Allahu Ta'ala : "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (Al Hajj : 52) Oleh karena itu, hanya hamba yang dalam perlindungan Allahu' Ta'ala saja yang mampu selamat dari tipuan dunia, tipuan syaithon. Kuatkanlah seluruh indera kita, sehingga kita mampu membedakan mana jalan-jalan da'wah, jalan yang lurus, dan mana jalan kebathilan. Janganlah kita sebagaimana yang Allah swt katakan : "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai". (Al-‘Araf : 179). Betapa sebuah aktivitas atau 'amal, mengharuskan hadirnya sebuah keikhlasan agar 'amal itu menjadi bernilai lebih di sisi Allah swt, bahkan menjadi syarat diterimanya 'amal itu, yang tentunya berguna bagi kita di pengadilan Allah swt, di kampung akhirat. Sebagaimana Rasulullah saw mengatakan, "Segala perbuatan tergantung niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (pahala) apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah untuk mencapai ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya. Barangsiapa berhijrah untuk mencari harta dunia atau untuk seorang seorang perempuan yang hendak dinikahi, maka hijrahnya hanya untuk itu (tidak menfapatkan pahala disisi Allah)". (Muttafaq 'alaih/Syarah Terjemah Riyadhus Shalihin). wallahu 'alam bish showab....

0 komentar:

Posting Komentar