Minggu, 06 September 2009

Risalah Kemerdekaan Ramadhan

Indonesia ku, kau laksana raksasa yang tengah tertidur.....bangkitkan ia dengan kepal mu wahai pejuang....!! sebagaimana ia di bangkitkan dengan terikan Allahu Akbar oleh Bung Tomo, dan dibangkitkan oleh Militansinya Jenderal Sudirman di tengah sakit pada dirinya yang menyiksa. Dan detik ini aku memilih untuk membangkitkan Indonesia ku dimulai dengan Allahu Akbar....!!!! Indonesia ku, sudah 64 tahun engkau merdeka... harga kemerdekaan mu tidaklah murah, engkau menguras harta, darah, dan air mata umat ini, dengan begitu banyak melahirkan sejarah kepahlawan yang luar biasa. namun kenyataan pada hari ini, generasi mu tidak banyak mewarisi sejarah kepahlawanan itu, melainkan hilangnya jati diri dan matinya nurani...... Indonesia ku, 64 tahun sudah usia mu, banyak asesoris mu kini, namun...anak bangsa mu mengatakan, bahwa engkau adalah simbol negeri gagal....walau tak semuanya sepakat, namun terkadang fakta mewakili semuanya, kehancuran dimana-dimana, padahal Tuhan mu mengatakan, seandainya engkau beriman dan bertaqwa, maka engkau akan diberikan banyak keberkahan dari langit dan bumi. Indonesia ku, 64 tahun sudah engkau berdiri, tak banyak yang tahu, kalau saudara-saudara kaum muslimin di Mesir lah pertama kali yang senantiasa membantu perjuangan mu, menghalau para penjajah laknatullah’alaihim agar tak sampai menjumpai mu. Dan merekalah, kaum muslimin, yang pertama kali mengakui kemerdekaan mu sebagi sebuah negara berdaulat. Namun, ketika engkau sudah merdeka, engkau khianati harta, darah, dan air mata mereka. Engkau khianati cita-cita para syuhada negeri ini, agar ia dipemimpin berdasarkan keridhoaan Allah swt. Indonesia ku, kini kau lihat generasi mu, kehilangan jati dirinya sebagai sebuah bangsa. Tidak mengetahui siapa dan darimana ia berasal. Mereka lebih senang mengikuti guru kesenangannya dari Barat sana. Salamu’alaykum menjadi yang sangat aneh bagi generasi mu, Jilbab masih menjadi barang langkah. Wahai kekasih yang setiap tahun datang, tak berapa lagi perjumpaan dengan mu kan tiba, hari-hari bersama mu adalah hari-hari terindah sepanjang hidup, malam mu adalah malam kecintaan, siang mu adalah jihad dan kepasrahan, selamat datang wahai kekasih, selamat datang ya puasa. Wahai kekasih yang lebih baik dari seribu bulan, wahai kekasih yang diharap sepanjang tahun seandainya manusia mengetahui. Kedatangan mu menjadi pelipur lara atas berbagai macam duka sepanjang tahun ini. Kedatangan mu selalu membawa sejuta cinta, hadiah dari Rabb-mu. Selamat datang wahai kekasih…selamat datang ya Ramadhan. Ya Rasulullah saw, tak kan ku lupa nasihat mu kepada kami, "Semua amalan anak-anak Adam untuknya, kecuali puasa. Karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, 'Aku sedang berpuasa'. Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wangi kasturi, orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya”. Selamat datang wahai kekasih.... Saudara ku, Bulan ini seperti yang kita ketahui ada dua momen yang cukup menggembirakan, yaitu pada tanggal 17 Agustus 2009, adalah Hari Kemerdekaan RI yang ke-64 tahun. Dan pada tanggal 22 Agustus 2009, kalo tidak terjadi perbedaan awal Ramadhan, maka Kaum muslimin di Indonesia, akan memasuki bulan Ramadhan. Momentum perjuangan bangsa Indonesia dan Ramadhan sangatlah istimewa. Sudah takdir Allah swt kalau hari kemerdekaan bangsa ini, kaum muslimin terbesar di dunia terjadi pada bulan Ramadhan. Seperti diketahui, hari Kemerdekaan RI jatuh pada hari Jumat, tanggal 09 Ramadhan 1367 Hijriah, yang bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 Masehi. Ini bukanlah kebetulan, ada skenario Illahi yang berjalan. Kalau kita lihat, bagaimana kontribusi para syuhada negeri ini dalam berjihad melawan para penjajah laknutullah ‘alaihim sungguh luar biasa. Negeri ini adalah negeri para syuhada, yang setiap jengkalnya dibebaskan dengan teriakan takbir, tahlil, dan tahmid. Maka kita kenal lah para pahlawan, semisal, Fatahillah, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Bung Tomo, dan Jenderal Sudirman. Mereka lah simbol perjuangan dan spiritual kaum muslimin, di samping nama-nama lainnya. Saudara ku, 64 tahun sudah negeri ini berdiri, namun keadilan dan perbaikan nasib kaum muslimin masih sangat jauh dari harapan. Ada banyak kerusakan yang di dapat karena ulah tangan-tangan jahil anak bangsa sendiri. Namun, bangsa ini adalah bangsa para pejuang, bangsa para pahlawan, dan bangsa yang banyak melahirkan para syuhada di jalan-Nya, mengetahui, dibalik keterbatasan, dibalik usaha-usaha penghancuran, ada janji Allah yang tak kan pernah hilang, tak kan pernah ingkar, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka mau merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar Ra’d: 11) "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi...........". (Al A'Raf : 96) Itulah janji Allah, kita hanya perlu meneguhkan langkah-langkah kita atas takdir bangsa ini untuk yang lebih baik dibawah bimbingan Allah swt dan keridhoan-Nya. Memang harapan itu bukan saja masih ada, namun…. harapan itu akan selalu ada.. Allahu Akbar…!!! Merdeka…!!! Marhaban Ya Ramadhan.... Marhaban Ya Syahrul Siyam...

0 komentar:

Posting Komentar