Selasa, 08 Desember 2009

Memaknai Sebuah Kekalahan

“Perjuangan tlah dituntaskan…
Pahala kebaikan tlah ditetapkan-Nya…
Kekalahan dan Kemenangan hanya putaran roda yang dipergilirkan…
Beruntunglah orang-orang yang sabar atas jauh dan lelahnya perjalanan ini…”

Terkadang sebuah kekalahan adalah hal yang menyakitkan bagi sebagian orang. Karena asa yang telah ditancapkan menghilang bagai debu diterbangkan angin. Kekalahan atau cita-cita yang tidak tercapai adalah secuil kisah yang telah menjadi bagian hidup kita pada satu waktu.

Dengan susah payah kita akan berusaha bangkit dari kondisi yang demikian, dan itu bukan hal mudah tentunya. Ada banyak sejarah kekalahan yang berakhir dengan menyedihkan, stress, putus asa, bahkan berujung pada bunuh diri, na’udzubillah.

Itulah sebabnya Allah yang Maha Kasih Sayang menjaga hamba-hambaNya dari yang demikian dengan mengatakan, “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lahYang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Az-Zumar : 53)

Islam ini memberikan banyak mozaik dalam sejarah perjalanan ummatnya. Ada banyak sejarah kemenangan, dan ada banyak sejarah kekalahan. Lihatlah bagaimana sejarah kemenangan Rasulullah saw, yang mampu membawa Jazirah Arab keluar dari zaman jahiliyah dan berujung pada keberimanan pada Allah yang meraup banyak pengikut.

Namun juga lihatlah bagaimana sejarah kekalahan Nabi Nuh as, Luth as, bahkan Isa as, yang minim pengikut dan dimusuhi masyarakatnya. Lihatlah pula bagaimana gemilang sejarah kemenangan Perang Badar, namun ada juga sejarah kekalahan di Perang Uhud. Sehingga seakan itu menjadi sebuah mozaik keseimbangan, yang tersimpan banyak pelajaran dan hikmah.

Semua berujung pada, sebagaimana yang dikatakan Rasulullah saw, “Sungguh luar biasa urusan ummat ku, jika mereka diberi nikmat mereka bersyukur, dan jika diberi musibah mereka bersabar..” Di antara dua kondisi itu lah kita harus senantiasa berada, bersyukur dan bersabar.

Maka, tidak ada kamusnya seorang muslim bahkan para du’at-Nya berlemah dan kehilangan orientasi hanya karena sejarah kekalahan tengah ditulis dalam lembaran hari-hari nya. Dan tidak ada ceritanya seoarang muslim bahkan para du’at-Nya, terlampau sibuk menyalahkan diri dan saudaranya, ikhwahnya, hanya karena sejarah kekalahan sedang berada ditengah-tengah mereka.

Maka cukup bijak ketika seorang ikhwah menuliskan sebuah pesan dalam sms nya dengan mengatakan :

“Sejarah kekalahan pada hari ini…
Adalah bahan bakar merebut sejarah kemenangan esok hari…
Kekalahan tak berarti habis, terkadang ia menyimpan banyak kebaikan…”

“Perjuangan tlah dituntaskan…
Pahala kebaikan tlah ditetapkan-Nya…
Kekalahan dan Kemenangan hanya putaran roda yang dipergilirkan…
Beruntunglah orang-orang yang sabar atas jauh dan lelahnya perjalanan ini…”

by : Albanthany

0 komentar:

Posting Komentar